Followers

Saturday, October 03, 2009

Berangkat Mudik ke Purwokerto

Hari itu adalah hari terakhir di Bulan Ramadhan. Besoknya udah lebaran. Orang muslim mana sih yang tidak menyambut gembira hari itu. Keluarga kami tentunya sangat menanti nanti hari kemenangan nan suci itu. Kami berangkat sekitar pukul 8 pagi. Sebenarnya rencana awalnya sih berangkat sehabis sahur. Tapi, yah tau sendiri lah bagaimana kebiasaan kluargaku. MOLOR, hehe. Packing yang direncanakan akan dimulai pada kemarinnya, eh malah molor sampai hari itu tanggal 18 September jam 2 pagi. Lalu sahur, dan melanjutkan packing. Otomatis perjalanan tidak akan dimulai sehabis sahur bukan ? Kami meninggalkan rumah pukul delapan. Lalu mampir ke toko oleh-oleh khas Malang, Kripik Tempe Bu Noer , dan membeli kerudung untuk perlengkapan lebaran di salah satu butik muslimah di Malang. Lalu kami ke rumah Pakde Roso. Otomatis juga, jam 8 itu tidak langsung berangkat, tapi kami masih bergeliat di Malang.

Sekitar pukul sepuluh, the real MUDIK bakal dimulai. Kami memutuskan tidak lewat jalur Surabaya, tapi untuk menuju Purwokerto lebih cepat dan tidak macet jika lewat Batu. Dengan memakai celana jeans ketat selutut, kaos putih, dan sandal jepit butut itu aku siap untuk berangkat ke Purwokerto, yiha~. Entah kenapa rasanya perjalanan ini masih sangat panjangaaaaang sekali. Terang saja, walaupun bagi pendatang seperti kami perjalanan yang hanya beda 1 propinsi adalah hal yang tidak terlalu berat, namun bagi ukuran Pak Supir yang harusnya sudah punya pengganti ini terasa tak senyaman dulu. Di keluargaku, cuman bapak yang bias nyetir mobil. Tapi mau bagaimana lagi. Kami semua sibuk dengan urusan masing-masing sehingga rasanya tidak punya banyak waktu untuk sekedar belajar menyetir. Jadinya perjalanan yang harusnya bisa ditempuh hanya dengan 12 jam bila naik bis, menjadi dua kali lipatnya jika menggunakan mobil pribadi dengan supir seperti ini. Kalau lelah, bapak biasanya berhenti di POM bensin atau masjid, bahkan di pinggir jalan sekalipun cuman buat memejamkan mata sejenak. Belum lagi kalo kami kebelet pup atau pipis. Trus kalo kami pengen makan juga. Jadinya bisa 24 jam. Aku engga kuat nahan puasa ini sampe maghrib. Entah kenapa hari itu panas banget. Lagian kan kami seorang musafir ( lebih 80 Km ) jadi ya gapapa lah membatalkan puasa, daripada kami semua sakit. Kami berhenti di Masjid Agung Kediri. Masjid ini besar nan megah sekali. Namun saying, kenapa tidak terawatt dan sepertinya jarang digunakan. Mungkin seharusnya Pemerintah Kediri lebih memperhatikan tentang masjid ini. Lalu, kami melanjutkan perjalanan hingga sampai di salah satu posko Mie Sedap di Madiun. Panas banget udara di sana.

Nothing special dari perjalanan mudik. Berangkat dari Malang jam 10 pagi, dan sampai di Purwokerto jam 8 pagi. Rutenya :

Batu à Kediri à Kertosono à Nganjuk à Madiun à Ngawi à Sragen à Solo à Klaten à Jogja à Wates à Purworejo à Kutoarjo à Kebumen à Gombong à Buntu à Banyumas à PURWOKERTO