Followers

Wednesday, February 22, 2012

What??

Video ini kami ambil saat nganggur di kelas yang cuma diisi sama siswa kurang dari 10 dikarenakan yang lain pada ngurusin SKHUN SMP, dan sisanya bolos. Video ini kita ambil sekitar November 2011. Dengan edit asal-asalan yang dilakuin sama Radea. Enjoy it! :-D

Monday, February 20, 2012

This Song

Bimbang-Melly Goeslaw

Since I listened to this song, long long years ago, when I was in elementary school, this song sounds the same. But I think, I feel different. 'Cause I found something freak, called: love.

Pertama kali aku tergugah
Dalam setiap kata yang kau ucap
Bila malam 'tlah datang

Terkadang ingin ku tulis semua perasaan
Kata orang rindu itu indah
Namun bagiku ini menyiksa
Sejenak ku pikirkan untuk ku benci saja dirimu
Namun sulit ku membenci

Pejamkan mata bila kuingin bernafas lega
Dalam anganku aku berada
Di satu persimpangan jalan yang sulit ku pilih

Ku peluk semua indah hidupku
Hikmah yang kurasa sangat tulus
Ada dan tiada cinta bagiku tak mengapa
Namun ada yang hilang separuh diriku


Please, listen to me. I'm not lying. I couldn't understand what this song mean. I just understand, I like this song. And 'till this second, I love you so. I'm not lying.

Thursday, February 16, 2012

Now Playing: Aku Bisa-Tasya

Inspired by Wira Nirwana, smartest student in my class.

Obat Galau

First
Kemarin, Tuhan menunjukkan kalau aku jatuh cinta diam-diam pada orang yang salah. Ternyata, "laki-laki di bawah mikroskop" itu, bukan orang yang tepat. Thanks, Nastar.

Second
Kemarin juga, aku memutuskan untuk benar-benar mendaki ke bukit secara terpisah, tanpa menggunakan tali pengaman yang disambungkan pada sang keeper. Berjalan sendiri-sendiri, walau aku tahu, aku sendiri yang membuat aku sakit. But nice, 19 months were enough for me, Donald. Thanks, for anything.

Third
Terima kasih buat "makhluk ciptaan Tuhan yang perlu belajar banyak tentang arti perbedaan", hari ini akhirnya ia bisa belajar, menerima, dan mempertimbangkan makhluk sepertiku berada di sekitarnya dan tetap berdiri normal. Walau aku pernah terisak, menyesali saudara kembarku yang tertanam di punggung. Akhirnya, anda bisa menjadi seorang pendidik, bukan sekedar pengajar. Thanks, Mr. Gik.

Fourth
Terima kasih untuk angka 47-nya, Ya Allah. Aku tidak yakin, tapi aku harus bisa. Walau toh akhirnya tidak, setidaknya aku sudah diberi kesempatan mencoba. Semoga belajarku tidak sia-sia. Thanks, God.


Maafkan aku terisak lagi. Bear Brand, Tim Tam, dan Cadbury sudah cukup menemani, aku tidak perlu mengadu lagi. Tidak perlu minta ditemani menangis di lenganmu lagi. Tidak perlu ibu jari untuk mengusap kran air mata yang bocor lagi. Toh kamu juga sudah tidak peduli. Aku cukup senang menjadi seperti ini, sekarang aku seorang Wonder Woman!

It's Called: Love




Kamu bisa saja menghindar dari truk besar di jalan raya, tapi kamu tidak bisa menghindar dari debu cinta yang tidak kelihatan. Apalagi kamu sudah besar. Love actually is all around :-)

Saturday, February 11, 2012

Light In The Beginning

Jumat, 10 Februari 2012

Mungkin jika dikalkulasi, aku tidak tahu tepatnya berapa. Paling tidak, 6575 hari yang lalu, ibu sedang berjuang di rumah sakit untuk mengeluarkanku dan Dini dari rahim hangatnya. Bukan karena bosan mengandung kami berdua. Tapi karena ia ingin melihat kami bahagia dan menjadi pahlawan untuknya kelak. Dan walau, harusnya kami lahir sesudah 2 bulan setelah hari itu. Kami lahir terlalu cepat. Tuhan, hari ini aku sudah bukan anak kecil lagi. Happy 18th birthday, Dina and Dini...

Hari ini aku bangun kesiangan. Mungkin karena terlalu capek setelah ujian praktik olahraga siang hari sebelum hari ini. Saat aku buka handphone bulukku, aku dapati belasan sms ucapan ulang tahun dari teman-teman. Lalu aku membalasnya satu persatu. Hari ini pun dimulai. Aku datang ke sekolah dengan senyuman yang kupaksakan lebih lebar dari biasanya. Aku tidak mau orang melihat a bad birthday girl sedang berjalan ke arah mereka.

Saat aku datang, bimbingan belajar jam ke-0 sudah dimulai. Teman-teman memandangiku setelah semalam aku bertengkar dengan Didi karena alasan yang tidak pasti. Dan malamnya, ia mention akun Twitter-ku dan berkata itu hanyalah candaan ulang tahun. Sebelum pelajaran dimulai, Bebek dan Didin, sahabatku, sudah menungguku di depan kelas. Di sana juga ada Bu Indri. Mereka lalu memberikan ucapan selamat ulang tahun, lalu memberikan kado kepadaku. Kado itu dari Didin, Bebek, Laily, Intan, dan Carissa. Bu Indri juga memberi selamat dan kecupan di pipi kanan dan kiri untukku. Lalu Didin dan Bebek mulai menyanyi lagu Selamat Ulang Tahun sambil diiringi tarian Donald Bebek untukku. Aku juga ikut menari, dan memberikan cipika-cipiki juga untuk mereka. Mereka lucu.

Awal hari ini nyaris sempurna. Aku menunggu kabar dari orang yang paling aku tunggu-tunggu. Drrrt...drrrt...drrrt... Dering handphone-ku. Pesan darinya. Kata-kata yang sungguh sangat singkat, dan jauh dari yang aku harapkan. Tidak masalah, setidaknya dia ingat.

Hari ini aku harus ceria. Sepanjang moving kelas, teman-temanku menyapaku sambil memberi ucapan selamat. Aku senang sekali, ternyata hampir semua temanku tahu, ini hari spesialku. Bahkan Didi sengaja mengerjai adik kelas Pecinta Alamnya yang sedang masa diklat untuk menanyakan apakah aku ultah atau tidak, dan apakah aku mau menjadi pacarnya. That's sounded classic.

Hari Jumat memang hari yang pendek. Sebelum pelajaran berakhir, aku memberikan satu kardus makanan kecil untuk Bu Uut, wali kelas kami. Beliau lalu memberikan doa dan cipika-cipiki padaku. Setelah itu, aku membagi Brownies Amanda kesukaanku pada teman-teman sekelas. Aku berniat pulang cepat hari ini. Karena aku merasa kurang enak badan. Namun, teman-teman menahanku sedari tadi. Dan, sebelum aku pulang...

(Tulilut... *suara speaker pengumuman*)

"Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, pengumuman, selamat ulang tahun untuk Dina Nisrina XII IPA-3,".

Aku menutup mukaku dengan kerudung yang berantakan. Ada apa ini? Siapa tadi? Sepertinya aku kenal suara itu? Spontan teman-teman mengucapkan "ecieeeeee" dengan nada yang berlebihan. Aku mulai bingung, mencari tas plastikku yang disembunyikan temanku-temanku agar aku tidak pulang cepat. Tiba-tiba dari arah pintu...

"Happy birthday, Dina...happy birthday, Dina...happy birthday, happy birthday, happy birthday, Dina..."

"Ecieeeee...seneng euy..."

Aku langsung salah tingkah sambil memukul-mukul tas teman yang ada di sebelahku. Di depanku sekarang ada orang yang sangat aku harapkan sedari kemarin. Sedari pagi tadi. Sedari dulu. Ia membawakanku kue dengan krim berwarna ungu lengkap dengan namaku dan lilin bertuliskan angka 18. Dengan senyum manisnya dan binar matanya yang sempat aku miliki, ia mendekat dan semakin mendekat, menyuruhku agar cepat meniup lilinnya, karena takut lelehannya mengenai kue itu. Aku tidak tahu harus bagaimana. Teman-teman mendorongku untuk mendekat. Aku terpaksa dan memang ingin mendekat. Dan dia menyuruhku untuk membuat permintaan. Lalu meniup lilin itu, dan dia tersenyum, lega.




Kue ini Cah dan So yang membelinya. Aku tahu, kemarin saat aku naik angkot dengan Pipit dan Nana, aku mendapati mereka berdua berhenti di depan toko kue sambil tersenyum ke arahku. Bodoh. Malamnya juga Cah bilang padaku bahwa hari ini aku akan dapat kue. Bodoh lagi.


Aku beri potongan kue untuk Ressy, teman sebangkuku selama 2 tahun. Kami memakai jam tangan yang sama. Yang ia beri pagi tadi.


My girls.

The boys. Mereka memberiku kado. Lihat Vano (the one with notebook) dan Caesar (the leftmost) yang iseng berpura-pura memberi kado :-D


Mereka bilang, kadonya harus dibuka di rumah. Berhubung kado mereka ukurannya kurang lazim, aku bingung harus pulang naik apa. Tidak mungkin aku naik angkot dengan membawa 2 tenteng kresek besar. Belum lagi tasku yang super berat. Akhirnya, ketua kelas kami, Demac, berbaik hati menawarkan untuk mengantarku pulang. 

Dan vokalis Mocca, Kak Arina, serta gitarisnya, Kak Indra, mengucapkan happy birthday ke akunku! Aku sungguh sangaaaaaattttttt senang.



Sahabatku, Jhe, juga mengirimkan foto lucu ini lewat Twitter. Makasih Jhe...aku sampai lupa aku pernah berfoto seperti ini :-D Nice work! :-D




Saatnya membuka bingkisan. Yang ini dari Didin, Bebek, Lay, Emak, dan Cha. Boneka gantung dan tabungan beruang.


Yang ini dari Ressy, ibunya yang menjahit sendiri bungkus ini. Cantik, bukan?


Karena bingung diberi wadah apa, ia menggunakan wadah jangka. Hihihi kreatif sekali ya, dia...


Dia memberiku jam tangan warna ungu yang aku tunjukkan di foto sebelumnya tadi.
"Dina, met ultah ya, maaf ngga dari tadi" (sambil mengeluarkan kado itu)
"Wah...makasi Res, kok repot-repot. Apa ini?"
"Buka aja,"
"Waaa...jam tangan..."

(Dia lalu mengeluarkan jam tangan yang sama, namun berwarna biru)
Kami lalu memakainya, anggap saja, ini gelang persahabatan :-)


Nah, yang ini dari Taju. Dia mengaku, ini gambar siluet pertamanya. Bagaimana, mirip sekali dengan bentuk mukaku, bukan? Taju hebat ya, ngga semua orang bisa lho...


Di sisi satunya, ada sketsa wajahku.


Yang aku bingungkan, bagaimana cara memajangnya jika ada 2 sisi, dan aku ingin memperlihatkan kesemuanya?


Bingkisan seperti bom ini dari Akbar.


"Dari Cah (panggilan Akbar di kelas), yang mbok (kamu) bilang Anak Beruang. Dasar Cucian Merepotkan,". (Cah bilang, wajahku sama menyebalkannya dengan cucian).


Lihat kadonya, aku sungguh tertegun membukanya.


Kado ini berisi dua topless kaca. Yang satu berisi 365 butir kapsul obat kosong yang diisi gulungan kertas berisi quotes motivasi yang harus aku baca setiap harinya. Di dalamnya juga ada aturan mainnya lho, sama seperti obat. Topless yang satunya, masih kosong, untuk menaruh kapsul yang telah dibuka.


Nah, lucunya, ada kapsul edisi spesial tahun kabisat lho...


Cah juga bilang bahwa di bawah kardusnya ada besi untuk membantu membuka gulungan kapsul. Dia menyuruhku menyobek bagian bawah kardus. Setelah aku sobek-sobek menjadi seperti ini...

ternyata kardus yang dimaksud bukan kardus yang besar, tapi yang kecil. Dan aku menemukan ini!

Ini sebelum diambil, ada di topless yang ini...


Aku ambil satu kapsul hari ini. Dan aku dapat quotes ini!


Setelah aku baca, aku masukkan ke sini...


Kreatif sekali, bukan? Tidak salah kalau Cah terpilih menjadi Dimas Stetsa 2011 :-D. Sekarang, mari kita lihat kado dari Boim.


Dan isinya daun!


Boim bilang, aku harus menghitungnya dan lapor kepadanya, berapa jumlah daun itu. Aku hitung satu persatu...dan jumlahnya ada 364. Tapi kata Boim, daunnya ada 365, berarti aku salah hitung, Im :-D. Saat aku tanya dia dapat darimana, dia dengan enteng jawab, "Tetangga,".


Nah, yang ini dari Amal dan Pipit. Kotak bekal yang unyu sekali...


Plus, Amal membuatkan masakan spesial dengan cinta untukku! Amal, kamu siap jadi seorang ibu! :-D


Nah, yang ini dari si Nana...


Ada boneka imut yang lucu banget...


Dan muat lho di kantong boneka yang tadi :-D


Selain itu, Nana juga memberiku tank-top bergambar Shaun The Seep yang lucu. Kakak Nana punya online shop, lho...aktifkan Facebook, dan buka di sini.


Yang ini cokelat dari So. Warna ungu pula. Aku jadi ingat, saat masih kelas 10 dulu, So diam-diam memasukkan cokelat berpita ungu ke tasku, sebagai tanda maaf karena ia tidak ikut kerja kelompok. Thanks, So! :-D


Yang terakhir ini dari sahabat se-per-teater-an-ku, si Ovik. Ah, dia tahu, aku butuh persediaan buku penghapus galau :-D
Dia juga tahu, kalau aku suka memakai kaos kaki warna-warni di sekolah :-D. Makasih Ovik, mumumumu, cipok basah :-*. Padahal, aku belum pernah memberinya kado, tapi dia selalu memberiku kado, dia bilang, "Ini karena Mba Dina udah baik sama aku,". Padahal selama ini, kamu yang terlalu baik sama aku lho, Vik :-)


Terima kasih Ya Allah, bukan karena kado tahun ini lebih banyak dari tahun lalu, bukan karena apa-apa. Terima kasih telah memberiku napas hingga detik ini. Bertemu dengan orang-orang yang tidak terduga. Dengan kisah yang bisa aku ceritakan pada anak-cucuku nantinya, bahwa sang ibu dan sang neneknya dulu, punya teman yang sungguh luar biasa.

"Kado terindah untukku, bukanlah barang bermerk, atau barang yang aku suka, yang belum aku punya. Tapi, kado itu adalah...apapun, yang bisa membuatku tersenyum, karena aku melihat orang lain tersenyum karena aku,"

Itu saja.

:-)

Halo, Dini? Aku tunggu ceritamu ya, jangan mau kalah sama aku :-p

Dreams

There's no matter if we put our dream on a high high places. There's no matter if our room full of our dreams. And father read them. And then laughed. There's no matter. If I say wanna be able to swim, drive car, go to Mecca, be a mathematics teacher, be a writer, go abroad, be a business woman, have a great school for a great great students, photographer,..and heaven? There's no matter. As long as we can make them happy, with what we can do. For sure. :-)