Followers

Sunday, July 31, 2011

Lovely!

I had no post for a long time since I was in the last grade of high school. And when I opened my blog, there was an award from my cousin, Mba Dinar. Thanks, sista for giving me this award for a reason that: You always like blogwalking on my blog, xoxo.

Emm...I think there was no rules for having this award, so, for my lovely followers, take this award as you want! Happy blogging everyone ;-)

Quote of The Day

"Make the enemy as an indication that you're great!"

-Dina Nisrina-

Saturday, July 30, 2011

Enemies or Saviors?

Kekreatifan bisa muncul dan terbesit dalam diri seseorang kapan pun itu. Kapan pun. Dan pada suatu malam beberapa hari yang lalu, tiba-tiba muncul di timeline teman yang sedang asyik ngobrol dengan sesuatu yang buatku baru, sebuah akun yang masih dipertanyakan itu siapa dan buat apa, @HantuStetsa.

Awalnya aku kira itu adalah hal yang biasa, di mana seseorang dalam lingkungan tertentu iseng dan senang membuat akun-akun mengatasnamakan lingkungannya untuk sekedar mencari kesenangan atau dalam kemungkinan terburuknya, sensasi. Tapi aku tidak pernah sama sekali benci dengan orang seperti mereka. Hantu Stetsa mungkin terinspirasi oleh @Poconggg yang juga meng-update berita fiktif yang harusnya seram menjadi lucu.

Namun, beberapa teman seakan tidak suka dengan hal itu. Walaupun aku tidak mem-follow akun ini secara langsung, tapi dia selalu muncul di timeline, jadi aku bisa membacanya. Mereka bilang bahwa Hantu Stetsa hanya sekedar mencari sensasi dan mengganggu saja. Sampai-sampai pada suatu malam, Hantu Stetsa update seperti ini: klo emang tweet kita ganggu atau ga brguna ... unfolow aja gpapa kok.. skali lagi maaf.. :) dari awal kita have fun aja kok .. maaf yahh :D

Dan ini bukti otentiknya. Klik untuk memperbesar.

Lalu keesokan harinya, aku mendengar sesuatu yang sungguh sangat...yah...bisa dibilang, aneh. Ya, aneh. Salah seorang teman bilang bahwa ada rumor yang mengatakan bahwa admin yang ada di balik Hantu Stetsa adalah AKU. Aku sempat kaget dan spontan aku bertanya, bagaimana bisa mereka langsung menuding AKU. Kenapa tidak orang lain? Lalu, dia menegaskan bahwa kata-kata, kalimat, dan huruf yang dipakai oleh si hantu mendekati gaya bahasaku. Dan dia menegaskan bahwa kalimat di salah satu postingku ini mirip dengan tweet si hantu tadi. Klik untuk memperbesar.

Spontan aku langsung mengkoreksi diri. Kalau dilihat dari cara menulis jelas jauh berbeda. Si hantu selalu memulai perbincangannya dengan huruf kecil dan cara penulisan yang kurang EYD. Sedangkan aku, aku selalu memulainya dengan huruf kapital dan aku selalu berusaha untuk menggunakan EYD. Emoticon yang sering dia pakai pun adalah auto-text, sedangkan aku hanya memakai yang sederhana dan jarang menggunakannya. Aku mulai tidak menggubris berita itu.

Namun, semakin lama tudingan itu keras kepadaku. Aku sempat menangis akibat kabar yang tidak masuk akal dan memojokkanku. Saking sebelnya, aku berniat melacak IP-Address si hantu dan menunjukkan pada mereka bahwa si Hantu Stetsa itu BUKAN AKU. Dan jelas BUKAN AKU! Kabar burung murahan ini sempat membuat emosiku naik, padahal aku sudah berjanji pada sahabatku untuk tidak menghiraukan berita miring tentang diriku.

Bahkan kalau aku mau, aku bisa dengan mudah meng-hack akun itu malam itu juga. Namun, terbesit dalam hatiku sebuah pertanyaan besar. BUAT APA? Apa ada untungnya buat aku? TIDAK. Apa itu akan menyelesaikan masalah? Bahkan SANGAT TIDAK.

Mulai sekarang, aku akan melangkah maju tanpa rasa ragu, bahwa selama aku benar dan selama Allah selalu ada di sampingku, aku akan menunjukkan pada dunia bahwa: aku tidak takut untuk diserang selama itu adalah adil. Karena aku tahu, sudah semakin banyak saja yang membenciku semenjak kesalahanku beberapa waktu yang lalu di sekolah.

Dan Hantu Stetsa bukan sesuatu yang buruk dan pantas untuk dihujat, bayangkan jika kalian ada di posisi dia yang mungkin hanya iseng namun berujung pada permasalahan. Selama kreatifitas seseorang tidak merugikan, apa salahnya ia berusaha untuk mencari jati dirinya?

Terima kasih, Allah untuk ujian yang Engkau berikan padaku akhir-akhir ini. Dari yang terberat hingga yang macam begini. Terima kasih Engkau telah menciptakan langit dan bumi, air dan api, anjing dan kucing, aku dan orang yang tidak suka aku. Seperti pada film Megamine, (dia menyadari bahwa ambisi hidupnya adalah untuk mencapai hal terburuk yang pernah terjadi padanya. Satu-satunya cara untuk keluar kehampaan tersebut adalah menciptakan pahlawan baru bernama "Titan", lebih besar, lebih baik dan lebih kuat dari Metro Man). Ya, hidup kita di dunia pasti akan hampa tanpa orang yang memusuhi kita.

Tapi terima kasih sekali lagi, orang yang membenci kita, adalah yang mengajarkan kita bagaimana cara mengkoreksi diri dan bagaimana menempatkan diri di masyarakat. My enemies are my saviors. Thanks, enemies ;-)

You Are Our Hero!

Hari itu aku sedang duduk santai di depan televisi. Tiba-tiba Dini, saudara kembarku, bilang bahwa ada kabar duka, status Facebook Mba Mita bilang bahwa seseorang telah kembali ke rahmatullah. Spontan aku langsung mencari tahu kebenarannya. Dan teman-teman skolioser mengatakan bahwa beliau memang telah meninggalkan dunia ini pada tanggal 23 Juli 2011 yang lalu sekitar 3 dini hari.

Prof.DR.dr. Subroto Sapardan SpB(K), SpOT . Beliaulah yang aku maksud. Seorang pahlawan tulang belakang yang telah meletakkan karya-karya mulianya di ratusan tulang manusia Indonesia. Aku memang tidak tahu banyak tentangnya. Aku bahkan tidak mengenalnya. Tetapi, berkat dia, dokterku dan dokter-dokter lain mendapat ilmu berharga untuk menyelamatkan hidup kami, para skolioser.

Setahun lalu dr. Subhan bilang bahwa beliau, dr. Broto, sedang bertarung dengan stroke, namun ia tetap berada di ruang operasi untuk membantu me-manage dokter lain, sekali pun itu beliau dalam keadaan sakit. Ya. Sakit.

Itu lah hebatnya beliau, walaupun aku tidak kenal, tapi aku tahu, jasanya sangat besar, khususnya buat skolioser Indonesia. Masyarakat Skoliosis Indonesia pun bukan apa-apa tanpa dokter-dokter pahlawan seperti beliau. Saat aku update Twitter-ku tentang beliau, Mba Tori, salah seorang skolioser yang juga kakak kelasku, baru tahu akan hal itu. Dan dia, teringat kembali masa 6 tahun silam di mana dia bertarung di kamar operasi dan diselamatkan oleh dr. Broto di salah satu rumah sakit di Jakarta. Dari cara dia bersedih, aku tahu, dia sangat berterima kasih kepada beliau. Dokter, lihat, kau telah menyelamatkan kami.

Ada, atau pun tidak ada, kami akan selalu mengenang jasa-jasa para dokter yang telah menyelamatkan semangat kami. Kami, para skolioser, akan selalu menjaga semangat untuk tumbuh dan berkembang sehebat, bahkan lebih hebat dari para manusia di luar sana. Karena kami yakin, kami luar biasa :')

Selamat jalan, dokter...

Wednesday, July 27, 2011

Kamu Es Krim, Kamu Cermin

Terima kasih telah membuktikan kalau aku salah. Dan sangat sangat salah. Terima kasih telah membawakanku satu cup es krim Walls stroberi waktu aku nangis hari itu. Terima kasih telah memberiku solusi atas beberapa masalahku. Terima kasih untuk mendengarkanku bicara dan menangis hingga aku lupa waktu. Terima kasih telah memainkan potongan perangkat gamelan kesukaanku walau aku tahu kalian tetap saja dan tidak kreatif tentang itu :'D

Terima kasih telah ada saat aku sudah tidak berani melihat dunia dan saat aku terlampau buruk untuk dikenal. Terima kasih telah mengubah Pipiyot menjadi seorang Nirmala. Terima kasih telah mendukung perubahanku. Terima kasih telah membawakanku sekotak tissue Paseo yang tidak wangi buat tempatku membuang ingus. Terima kasih telah menepati janji seorang lelaki untuk melestarikan budaya yang hampir punah.

Terima kasih untuk membawakanku cermin, cermin tidak pernah tertawa saat melihatku menangis. Ia ikut sedih dan membawakanku refleksi untuk aku benahi. Terima kasih telah duduk bersamaku di trotoar itu dan aku senang menjadi pendengar yang baik.

Terima kasih telah mengelus punggungku yang sakit malam itu, saat sebenarnya bukan itu alasan utamaku menangis. Terima kasih telah memasangkan selimut merah tebal malam itu walaupun nyamuk-nyamuk tetap saja menggigitku.

Terima kasih telah mengubah pandanganku. Aku salah, aku yang salah. Tidak seharusnya aku membenci mereka yang membenciku. Itu cara mereka menikmati hidup, bukan niat mereka untuk memusnahkanku. Terima kasih untuk mengangkatku dari sakit hatiku.

Terima kasih untuk membawaku ke tempat Takoyaki dan Kebab Kayana. Walaupun tidak terlalu enak saat itu, setidaknya enak bisa berdua sama kamu setelah 1 bulan kita tidak bicara.

Terima kasih telah membuatku jauh lebih lega...dari sebelumnya. Terima kasih telah berhasil membuatku untuk berpikir bahwa tempat untukku masih ada. Aku masih punya kesempatan jadi manusia yang baik, dan diterima :')






Terima kasih,
Bheg, Ovik, Richie, Teater Setia, Mbos, IPA 3, Ernita, OSIS-MPK, Iblung, Indah, Pipit, Lay, Punah, Sony.

Allah :))))

Monday, July 11, 2011

Wrong

Wrong. Yeah. Just wrong and wrong. Inside of me. Di mana pun aku berada, aku selalu salah. Kayak gimana pun kata-kataku aku salah. Seperti apa pun caraku melihat, aku salah. Tulisanku pun selalu salah.

Friday, July 08, 2011

Sweet

I didn't know what to do, so I made this...

And she was my first consumer :D, look at her eyes, ain't it means good enough? :D


Thursday, July 07, 2011

Please Don't Go!

I still busy with my work in school when the time has come for Mba Anja and Arsa had to go back to Bandung. As fast as the wind I went home earlier, I was afraid I late to hug Arsa before he went back to Bandung. But finally, I came in few minutes before my dad brought them to the railway station. Here is me and Arsa, he hugged me fastly, hihi, I think he also didn't want to leave his auntie :(
Dad did the same.
Mom did the same.
Grandma did the same.
And here was Mba Anja...my first sister and Arsa's mom.

In the train.
Bubye, Arsa...see you in the Lebaran holiday, I hope you still keep your cute smile :')
And the wind blows you up back to your papa...

A Round of Pleasure

Let's have fun with Arsa! :D

Mom, Arsa, and me.

Had a late lunch at Bebek Kuwali. Umhhh, what a yummy menus, but why my face looked glum? Maybe because I was too hungry :D


And took a walk at the heart of Batu (a tourism town in Malang).




Look at my picture below, that is the Batu's mascot, apple! Yeah, Malang gets huge revenues from the apples in Batu.





Yes, that's all, my quick vacation. And homey.


Price of A Leaf

You can see that. In this era, a leaf is a big thing that we can have, because our hands always break down the trees and kick out the leaves behind. Leaves are an expensive things in the future, after you realize that you are disappointed.

Saturday, July 02, 2011

Semangkuk Koloke

"Dina...main ke rumahmu lagi yuk, kolokenya ibumu enak,". Itu yang kamu katakan, kira-kira lebih dari setahun yang lalu.

Dulu kamu sering main berdua ke rumahku, padahal rumah kamu jauh, di kota, rumahku di desa. Waktu itu aku masih culun. Rambutku selalu kuikat satu. Dan aku masih menyembunyikan skoliosisku. Kamu selalu ngga pernah bilang kalau mau mampir, selalu datang tiba-tiba dan bikin aku kelabakan karena cuman pake daster atau baju tidur.

Kamu pengen cepet-cepet pulang bersama teman akrabmu itu, karena waktu itu sudah jam makan siang, dan kamu pengen beli pecel di Warung Pecel Glintung kesukaanmu. Tapi temanmu menolak, karena ia tidak punya uang. Dan dengan percaya diri aku menawarkan kalian makan di sini saja. Kalian tidak menolak. Padahal di meja makan hanya ada semangkuk koloke yang tidak banyak dan tidak ada lauk lain. Tapi sebelum pulang, kamu bilang, "Bilangin ibu kamu, kolokenya enak,".

Setelah hampir setahun kamu engga ke sini lagi. Aku akui aku sudah berubah sejak setahun lalu. Aku sudah berani mengurai rambutku karena aku tertarik untuk meluruskan rambutku. Aku juga sudah terbuka dengan skoliosisku. Aku sudah berani menjadi diriku. Tapi saat ini, aku ngerasa kamu sudah jauh buatku. Jujur, aku rindu kamu yang dulu. Aku tidak tahu alasan apa yang tepat buat kamu seakan ngehindar dari aku sekarang. Apa kamu ngerasa aku beda? Kamu salah. Aku masih tetap sama seperti setahun yang lalu.

Hari ini ibuku memasak koloke setelah setahun tidak memasaknya. Dan rasanya masih tetap sama. Bedanya, kali ini ia memasak mendoan dan tempe kacang, bukan hanya koloke saja. Kali ini kolokenya lebih banyak, dan semangkuk koloke masih tetap menunggu kamu buat kembali, sahabatku, MRTSP dan FBS.