Followers

Saturday, January 26, 2013

New Friends

Halo bloggies! Udah semester dua aku ada di dunia perkuliahan dan baru sekarang sempet ngenalin keluarga baruku, hihihi. Yap, kali ini aku mau nyeritain soal kelas baruku di S1 Pendidikan IPA Universitas Negeri Malang.

Kami tinggal di koordinat 7° 57' 37.15" S  112° 37' 7.72" E di bumi ini. Nah lhoooo, apaannnn coba itu. Itu alamat lengkapnya kita kalo kuliah. Hehehehe, jadi, kami kuliahnya di Gedung Kuliah Bersama FMIPA UM, ini nih gedungnya...

Photo source: Panoramio
Kok kuliahnya di GKB? Ya maklum lah, ga kayak 4 jurusan lainnya di FMIPA yang udah lama berdiri dan punya gedung sendiri-sendiri, buat sementara waktu (yang entah sementaranya itu berapa lama lagi), PIPA numpang di GKB ini nih. Semoga ga lama lagi ya, friends :')

Ini nih sebagian dari kita pas selesai ospek, dan aku engga ikutan foto :-D
Apaan itu di foto kok ada tulisan Omega segala? Jadi gini. Pas ospek di fakultas Matematika dan IPA kemaren (kemaren banget) , setiap jurusan punya identitas sendiri. Di FMIPA ada 4 jurusan dan 1 prodi. Prodi? Iya, FYI, Pendidikan IPA itu prodi (program studi) paling baru di FMIPA, dan kami adalah angkatan pertama, makanya di foto itu ada tulisan "PIPA Pioneer" gitu kan. Nah lho Omega tadi apaan? (Maaf agak ribet daritadi jelasinnya). Tiap jurusan punya HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) masing-masing dan punya nama masing-masing. Matematika namanya Vektor, Fisika namanya Nukleon, Kimia namanya Oksigen, Biologi namanya Apis Indica (Lebah Madu), dan terakhir Pendidikan IPA dinamai Omega sama kakak-kakak BEM-nya, soalnya masih belum punya HMJ. Toh, kalo ada HMJ pun ntar namanya bukan HMJ, tapi Hima Prodi. 

Nah, filosofinya Omega sendiri sampe sekarang aku masih engga ngerti. Pas ada yang bilang "Salam MIPA!" seketika anak Mat kudu bilang "Vektor" sambil ngacungin ibu jari, telunjuk, sama jari tengah kayak vektor. Fisika bentuk ibu jari ama telunjuk jadi kayak nukleon. Kimia bikin bunderan kayak oksigen. Lebah madu bikin sayap. Sedangkan Omega malah bikin segitiga dengan empat jari rapat di kanan-kiri (ribet ya bayanginnya?) yang katanya melambangkan gabungan antara keempat elemen MIPA gitu deh. Jadi, menurut aku bentuknya kayak simbol Delta gitu, engga ngerti Omega dari mananya :-D. (Peace ya buat yang bikin)

Oke, aku kenalin satu-satu temen-temen di PIPA yang notabene cuman 1 offering (kelas) yang terdiri dari 54 mahasiswa, dan dipecah jadi offering A dan B doang pas praktikum. Di kelas, cuman ada 9 cowok dan ada 45 cewek. Bisa dibayangkan kan pemirsaaaah 1: 5, enak banget jadi cowok di kelas tiap hari dikelilingin cewek-cewek kece hihi. Dari 54 orang itu, cuman 14 orang (kalo aku ga salah itung) yang asli Malang (Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu), sisanya berasal dari berbagai penjuru Jawa Timur. Yap, di kelasku semuanya dari Jawa Timur. Okeeee, jadi UM di Malang, tapi kami dijajah, hahaaha kidding. That's why aku sekarang kalo ngomong jadi kepengaruh logat kulonan dan lebih halus gitu. Seneng bisa belajar bahasa-bahasa dari berbagai daerah, padahal masih 1 provinsi tapi bahasanya udah macem-macem, lho. Aku sekarang jadi ngerti artinya panggah, gek, wi, cah, kari, cemeng. Dan kadang aku ngomongnya ada "tho tho"-nya padahal sebelumnya ga gini, hihihi. Indonesia emang kaya budayanya ya ;-).

Di kelas, aku uda mulai ngilangin kebiasaan kecil yang suka bikin gang. Aku main ama siapa aja dan engga mau bikin batesan pertemanan gitu. Tapi nalurilah, pasti ada temen-temen yang paling akrab, itu pasti. Aku kenalin mereka...

Ini namanya Vindy, dia asal Kabupaten Malang juga sama kayak aku. Cuman, dia tinggalnya deket gunung sana, di daerah Pujon, deket Batu. Makanya dia subur nih, sering minum susu asli Batu soalnya, hihihi kidding, Vin!

Ini temen-temen cewek  pas lagi glesotan mau latihan drama

Dari kiri: Mymo, dia asli dari Blitar. Dan ngomongnya alus banget khas orang Jawa Timur bagian selatan. Mymo bilang dia kaget pas awal denger orang Malang yang ngomongnya kayak kereta yang remnya blong. Nah abis itu ada aku, seblahku ada si Sundari. Dia asli Kabupaten Malang juga, deketan sama Vindy, daerah Ngantang. Jadi kalau ke Batu trus nemu daerah yang berkelok-kelok, itu daerah kekuasaanya Sundari, wkwk

Yang kiri sendiri pake jilbab kuning itu namanya Ichi, si anak pantai. Yang pernah aku ceritain, dia temen kos aku juga. Dia asal Banyuwangi, daerah paling ujung di Jawa Timur.

Pas nganggur ga ada kelas nih

Ini pas pulang kuliah agama, aku menjulang kayak jerapah ya  :-D. Makanya sama Ichi aku dibilang "Ibu Jerapah"

Ini sama Gilda, kebetulan banget pake baju yang warnanya senada :-D

Sama si imut Mymo
Dikit banget ya foto-fotonya, hehe...kerasa banget lho perbedaan SMA ama kuliah. Kalo di SMA dulu, ga usah disuruh foto, kalo ada hape nganggur pasti langsung pada pasang aksi. Nah kuliah ini susaaaah banget ngajak foto temen-temen kalo ga kudu dipaksa dulu, hihi. Ya maklumlah, masanya uda beda. Uda pada dewasa, bukan anak kecil lagi *sedih*.

Oke, peeps, segitu dulu cerita kecilnya, next time aku ceritain yang lebih lengkap lagi tentang seluk beluk isi GKB 102 (ruang kelas abadinya anak PIPA, hiks). Ini ceritaku, mana ceritamu?

Thursday, January 10, 2013

Missing Part: I've Got My Gold

Hari ini adalah hari kuliah yang cukup padat banget sekali (pleonasme ya).  Hari ini adalah hari yang aku nanti-nanti setelah satu semester mengikuti pelatihan di Paduan Suara Mahasiswa Swara Satata Çakti. Pelatihan? Jadi gini, di Unit Kegiatan Mahasiswa yang aku ikuti tahun ini, sistemnya berbeda dengan sistem tahun-tahun sebelumnya di mana yang ingin masuk ke UKM ini harus diseleksi dahulu lalu didiklat untuk menjadi anggota. Tahun ini, seleksi yang diadakan bukan semata-mata diaudisi lalu yang gagal dibuang begitu saja. Semua calon anggota yang ingin menjadi anggota PSM SSÇ harus mengikuti pelatihan selama satu semester yang dibina langsung oleh choir master-nya SSÇ, Pak Anang dan kakak-kakak dari tim kepelatihan. 

Ini dia Pak Hadrianus Anang Brotoseno, sang choir master kita
Jadi, tahun ini para calon anggota beruntung banget. Soalnya sebelum menjadi anggota, kami diberi pembekalan tentang musik dan paduan suara dari dasar banget. Semua anggota akan mendapat ilmu musik dari nol, jadi buat yang belum punya pengalaman bermusik ga usah takut buat masuk PSM SSÇ. Semua calon anggota yang awalnya berjumlah 100 lebih akan terseleksi sendiri oleh alam. Kemudian dibagi menjadi 4 kelompok latihan. Kami diberi buku partitur lagu-lagu klasik yang kami pelajari selama berada di kepelatihan ini.


100 orang lebih itu kemudian memang benar terseleksi sendiri oleh alam. Terbukti, hanya 80-an saja yang terdaftar menjadi anggota ujian. 20-an sisanya? Mereka telah membuat pilihan. Di kepelatihan ini, hanya diberi kesempatan untuk tidak mengikuti latihan maksimal 3 kali. Banyak yang sudah diberi tinta merah karena melebihi batas maksimal. Nah, ujiannya berbentuk apa saja? Ada dua sesi ujian. Ujian hari pertama adalah ujian individu. Masing-masing individu akan masuk ruangan yang berisi para penguji yang siap melahap kita habis-habisan. Beneran. Saking gugupnya, nada do ke re saja aku sampai tidak pas. Yang diujikan itu materi-materi yang sudah diajarkan sejak pertama masuk SSÇ. Tentang partitur, menentukan nada dasar, voicing, cara mengambil napas, macem-macem deh pokoknya. Saking takutnya, aku sampai berlatih setiap hari dan menulis semua materi di cermin kamar kos. Sampai-sampai aku tidak belajar Fisika demi ujian ini, hihihi nakal ya. Setelah ujian individu, ada ujian kelompok. Setiap kelompok diuji menyanyikan lagu My Silence Now Speaks For Me bersama konduktor yang telah ditunjuk dari tim kepelatihan. Setelah itu, kami bernyanyi bersama 1 kelompok lain lagi yang ditunjuk di depan 16 juri dari tim kepelatihan.

Setelah melalui semua tahapan ujian, kami akan diberi sertifikat dengan predikat Diploma Emas (Gold), Perak (Silver), dan Perunggu (Bronze). Bayangkan, semua yang sudah kami lalui selama 1 semester harus kami perjuangkan hanya dalam 2 hari ujian.

Dan setelah udah putus asa menunggu karena pesimis banget rasanya bisa dapet Silver aja, hari pengumuman dateng juga. Kami dikumpulkan di ruang ublek SSÇ. Kami dipanggil satu persatu dan diberi sertifikat. Alhamdulillah, kelompok 3 (kelompok latihanku) dapet juara 2 dan kelompok A (kelompok 1 dan 3) dapet juara 2 juga, hehe. Kelompok A dan 3 mendapat predikat Silver. Juara 1 dari kelompok 1, juara 3 dari kelompok 2, dan juara 4 dari kelompok 4. Dan konduktor berinterpretasi terbaik disandang sama Mas Candra.  

Gimana-gimana yang paling ditunggu-tunggu adalah sertifikat individu yang bakal nentuin latihan ke depannya. Waktu semua udah dipanggil, tinggal aku dan beberapa teman yang namanya belum disebut.

"Yang namanya belum disebut, silahkan menemui Pak Anang di office," kata Mas Widi.
Langsung deh, jantung mau copot rasanya, udah nahan air mata gitu, hehehe. Waktu di kantor SSÇ, aku sama Nana (temen baru nih) langsung pegangan tangan.

"Kalian tau kenapa kalian ada di sini?" kata Mas Latih, ketua umum SSÇ waktu itu.
"Kalian ngerasa bisa ngga ujian kemarin?" sahut Pak Anang.
"Kalian janji bakal konsisten ada di sini? Janji mau tetep belajar lagi apa pun hasilnya?" kata Mas Latih.
"Iya mas, belajar kan ga ada berhentinya," sahutku gugup.
"Yakin? Bener? Semua kakak-kakak lama juga awalnya bilang gitu, akhirnya rontok..." Mas latih menimpali.

Setelah interogasi yang panjang sekitar 5 menit, akhirnya Pak Anang memecah bayanganku yang udah mau mati,
"Ini buat Dina...ini buat Nana" sambil ngasih sertifikat.

Yaaaaaaaaaaaa rasanya kayak jagung yang digoreng trus meletup-letup tapi ga bisa ke luar gara-gara kepentok tutup panci trus pas tutupnya dibuka, pop corn-nya pada loncat ga tau ke mana-mana...subhanallah...ga sia sia....

Alhamdulillah, aku termasuk orang yang beruntung bisa diberi kepercayaan untuk menjadi Diploma Gold. Ga sia-sia selama ini latihan sampe malem, kujanan, kedinginan, sampe capek juga. Semoga aku bisa menjaga amanah SSÇ yang udah ngasi hadiah ini. Semoga aku ga ngecewain, dan aku bisa buktiin kalo aku emang pantes dapet gold.

Bismillah...kurang selangkah lagi aku bisa jadi anggota resmi PSM Swara Satata Çakti :-)

Missing Part: Kebersihan Sebagian dari Kecantikan

22 Desember 2012

Selamat hari ibu, everyone!
Hari ini adalah hari terakhir di kosan sebelum liburan panjang sampai tanggal 14 Januari. Nah, kebetulan hari ini bakal jadi hari bersejarah buat aku. Soalnya, hari ini aku putus. Enteng ya ngomongnya. Oke, berhubung ceritanya lagi galau, aku udah capek nangis-nangis di kamar, ngeliatin foto-foto zaman mesra sampe stalking TL-nya. Akhirnya, aku mutusin buat bersih-bersih kosan, yaaah...daripada aku ke diskotik trus minum sambil ajep-ajep, terlalu mainstream, akhirnya aku ga ambil lama, bersih-bersih kosan!

Alasan kedua aku ngelakuin ini juga karena aku risih banget liat kucing yang sembarangan obrak-abrik kosan, lalat, nyamuk, so awww. Aku ambil lap basah dan bersihin semua jendela yang ada di kosan. Terdengar kurang kerjaan memang, tapi sungguh, ini asyik!

Kinclong kan hasil kerjaanku
"Dek, kamu ngapain bersihin kaca kamarku?" tanya Mbak Putri.
"Ga papa mbak, lagi galau,"
"Galau kenapa lho?"
"Putus mba,"

"Ya ampun, sabar ya...sering-sering galau aja dek, biar kosan makin bersih,"
"...."

Anak-anak kosan yang awalnya pada cuman ngliatin aku pake muka memelas akhirnya ada yang tergerak juga. Si Ichy tiba-tiba ngambil inisiatif buat mangkas taneman yang uda lebat di depan kamar-kamar. Ujung-ujungnya aku sama Ichy jadi gardening.

"Ayo deh, Din...dibersihin sekalian semuanya,"
"Wah, ya ayo, Chy! Asyiiiiik ada partner!"

Taneman yang dipotongin sama Ichy

Ini dia, Ichi si tukang kebun
"Besok ayo ngebersihin semua deh, Chy...kamar mandi, tempat sepatu, dapur, yuk?" ajakku.
"Ayo deh, bakal ditinggal lama nih kosan, bisa-bisa pas kita dateng banyak sarang laba-laba. Yuk?"

Akhirnya besoknya, Olive juga ikutan sama misiku dan Ichy. Pagi itu kami mulai sama tempat sepatu. Banyak banget sepatu-sepatu dari zaman mbak-mbak kos dulu-dulu yang ditinggal gitu aja dan rata-rata masih pada bagus. Langsung deh kalap jiwa kosnya anak-anak, pada rebutan sepatu. Dan sayang banget, ga ada yang muat sama kakiku. Maklum, kakiku kan ukuran 40. Itu pun bukan 40 Indonesia. Itu deh yang bikin aku susah cari sepatu, poor me :')

Olive sama Ichy
Setelah berkutat sama bau sepatu, obyek selanjutnya adalah rak peralatan mandi di depan kamar mandi. FYI, rak ini banyak sampahnya...ga heran kalo banyak nyamuk juga. Semua rak kami turunkan, dibongkar dan semua alat mandi disiram air. Susah banget ngebersihin wadah plastik yang udah penuh sama alga. Sikat sana sikat sini. Dan untungnya, ibu yang suka bersih-bersih kosan tiba-tiba dateng.

"Bu, ibu bersihin kamar mandi aja, bagian kos yang lain biar kita aja, bu," kata Ichy ke ibu-ibu yang suka bersih-bersih kos.
"Iya mba, makasih ya uda dibantu,"

Memes sama Iin ikut bantu juga


Taraaaa, lebih rapi dari sebelumnya nih

Hasil ngepel-ku nih, kinclong banget kan...bisa buat ngaca lho :-D

Rak belajarku juga aku rapiin nih

Sprei udah diganti, udah seger sekarang
Seneng banget bisa ngelakuin hal positif kecil yang bikin perubahan besar. Dan aku bersyukur, kali ini galauku bisa aku salurin ke kegiatan yang menguntungkan. Selain itu, aku juga berpikir, apa salahnya kita ngeluangin waktu sejam dua jam buat bersih-bersih, kan manfaatnya bisa kita rasakan bersama. Kalo bersih, kan jadinya cantik, kalo cantik kan seneng ngeliatnya. Hari ini kita bisa ngerasain banget beratnya jadi ibu rumah tangga yang keliatannya sepele cuman bersih-bersih. Tapi ga bo'ong, habis bersih-bersih, kami tepar lho...bayangin ini belom masak, ngurus suami, belom lagi kadang ibu kita nerima omelan kita juga kan...ibu memang hebat!

Oke friends, do what you wanna do. Do something good that you think. Don't worry if that just a little thing. 'Cause little thing is a start to be a big mountain. Target selanjutnya...sekretariat PSM dan UKM! Hahaha...see ya! ;-)