Followers

Showing posts with label twin. Show all posts
Showing posts with label twin. Show all posts

Monday, November 07, 2011

Happy Birthday to Mocca



Pernah tidak, mengalami hal seperti ini? Bagaimana jika orang yang kamu sayangi akan berulang tahun 2 jam lagi dan kamu belum mempersiapkan kado apa pun? Yap. Rasanya sangat mendebarkan. Menakutkan. Menegangkan. Takut kalau seseorang itu akan kecewa dengan kita. Takut jika kita akan dicoret dari list orang tersayang yang ada pada mereka. Takut kalau kita tidak bisa menjadi sahabat. Kurang lebih seperti itulah apa yang aku dan Dini, saudara kembarku rasakan.

Akhir Oktober lalu, Mocca, band indie asal Bandung yang sudah kami sukai sejak masih SD, berulang tahun yang ke-12. Para Swingingfriends, komunitas pencinta Mocca mengadakan kontes yang bertajuk Mocca HBD Contest. Kontes ini bertujuan memilih 2 pemenang yang bisa mengucapkan 'happy birthday' ke Mocca sekreatif mungkin melalui foto, video, tulisan, dan lainnya. Nah, aku dan Dini baru tahu kontes ini satu hari sebelum batas akhir pengumpulan.

Sebenarnya bukan masalah jika waktu yang tersisa adalah 1 hari. Yang dipermasalahkan adalah, aku dan Dini sudah kelas 12. Jadwal belajar kami padat, belum lagi tugas dan ulangan yang segudang, membuat kami baru bisa memulai mengerjakan video ini 3 jam sebelum batas akhir pengumpulan. Apalagi di website Mocca, tercantum counter batas waktu pengumpulan. Kami langsung berteriak menanggalkan semua buku kami dan cepat-cepat menyusun ide video apa nantinya. Dengan keterbatasan waktu, akhirnya kami cepat-cepat membuat video ucapan ini dengan terlebih dahulu menyalakan lilin yang nantinya akan kami tiup. Sebelum itu, kami harus men-charge kamera pocket kami yang baterainya sudah di ambang batas kemiskinan. Belum sempat penuh baterainya, kami langsung cepat-cepat membuat video hancur yang sudah lebih dari 5 kali take.

Kami menggabung-gabungkan semua foto-foto kreatif yang pernah kami buat untuk Mocca, dan menyiapkan lagu apa yang akan kami pakai. Aku mengeditnya dengan kecepatan super duper ekstra ultra cepat, sampai-sampai komputer butut kami meroweng tanda kecapaian. Mana software Movie Maker kami sempat error saat kami memakainya. Dini terus saja melihat timer count-down di website Mocca. Dia juga sempat membuka video kiriman peserta lain yang menurutku lumayan lucu. Aku sampai marah-marah kepadanya karena hal itu hanya akan membuat aku semakin frustasi. Semua orang sudah tertidur lelap di rumah ini. Tinggal aku dan Dini yang terjaga demi pemusik penghilang jenuh kami. Malam itu tanggal 31 Oktober, dan hari sudah menunjukkan tanggal 1 November saat video ini selesai aku edit.

Timer menunjukkan pukul 12 lewat, dan aku belum mengunggahnya ke e-mail yang disediakan. Akhirnya kami berhasil mengunggahnya, dan kami harap-harap cemas apakah kami tertinggal atau tidak. Sampai jam 1 malam, kami belum juga mendapat balasan. Akhirnya kami pasrah, kami perlu istirahat. Aku dan Dini tidur bersama di kamar Dini sambil sama-sama cemas. Apakah kado itu diterima atau tidak.

Dua hari kemudian, aku mendapat mention dari akun Twitter pacar kakakku. Dia tanya, "Bagaimana, menang tidak?". Aku hanya menjawab, "Memang sudah ada pengumumannya? Pesimis, mas,". Dan beberapa menit kemudian, ia men-chat-ku lewat Facebook. Selamat ya, Dina-Dini, kalian menang! Spontan aku tidak percaya, lalu aku membuka Twitter @Moccaofficial untuk mendapat kepastian. Dan... Ternyata memang benar! Kami menang! Oh God! Kami menang!

Click to enlarge:

Inilah beberapa tweets dari akun official Mocca


Kak Arina, sang vokalis juga menyempatkan diri lho :')



Ini bukti bahwa kami menang, 2 pemenang utama akan dipajang di page paling atas. Kami juara dua, dan juara satunya juga tidak kalah menarik, bahkan sangat kreatif karena dia mengarang lagu sendiri lho untuk Mocca, salut!


Aku tidak menyangka, kami bisa menang. Padahal awalnya kami kurang persiapan, ditambah lagi pesimistis yang sangat tinggi membuatnya mustahil rasanya untuk menang. Bahkan lebih dari itu ternyata, kami bisa puas. Bukan karena hadiahnya yang kami cari, tapi kami senang, bisa mengutarakan ketulusan kami dan menunjukkan pada semua bahwa kami bisa :-D. Happy birthday, Mocca. Tetap bersinar...

Saturday, September 24, 2011

White and White

Maaf blogger and follower, lagi-lagi karena terlalu banyak moment dan foto sampe numpuk jadi drafts, akhir-akhir ini random post dulu dan tanggalnya uda lewat jauh, hehe. By the way...telat banget nih kayaknya buat ngucapin, "Minal aidzin wal faidzin wal maqbulin...". Tapi, ngga ada kata terlambat kan buat kebaikan? :-). Nah, ini outfits pas lebaran kemarin. Sebenernya ini bukan baju baru, dan bukan barang mahal dan bermerek. Hanya baju biasa yang aku beli di salah satu department store di Malang, bahkan legging-nya pun aku beli tepat sehari sebelum lebaran di toko kecil di Purwokerto. Sepatu juga tidak baru. Kerudung juga baru 2 kali dipakai. Gelangnya hasil buatan Mba Hani. Sedangkan ikat pinggangnya gratisan pas beli sesuatu di pasar :-D. But I love them so much, even though I don't know what fashion actually means :-)

Perbedaan dalam nentuin 1 Syawal memang masalah klasik yang selalu diperdebatkan. Tapi, mau kapan pun itu, kita tetap satu dalam Islam yang indah, bukan? Kami merayakannya pada tanggal 30 Agustus lalu. Satu yang bikin aku rada sedih itu, aku ngga bisa ikut sholat Ied tahun ini, karena tepat selesai sholat shubuh Ramadhan terakhir, aku berhalangan. Dan puasa kali ini aku hanya bolong dua. Satu saat mudik, dan satu saat hari terakhir ini. Tapi, satu juga yang bikin aku sedikit terharu. Puasa kali ini aku bisa hampir penuh, karena tahun lalu aku harus tidak puasa selama 1 bulan penuh karena pasca operasi aku butuh perawatan dan asupan gizi dan obat untuk tulangku. Bahkan aku sempat belum bisa membungkuk sehingga sholat pun menggunakan kursi. Tapi tahun ini, aku bisa melengkapi tarawihku dan hanya bolong dua. Alhamdulillah... Ini suasana sholat Ied di Purwokerto kemarin...

Setelah semua selesai menunaikan sholat Ied, kami semua makan opor ayam dan segala macam makanan khas lebaran untuk mengisi perut yang sedari pagi kosong. Setelah itu, kami semua bermaaf-maafan mulai dari tingkat keluarga yang paling kecil sampe ke nenek. Dan lebaran ini. aku merasakan sesuatu yang lebih dalam dari sebelumnya. Biasanya aku bisa menahan air mata, namun kali ini...aku tidak berhenti meneteskan air mata tiap 'sungkem' kepada nenek, pakde, bude, Oom, tante, sepupu, dan yang lainnya. Apalagi waktu kami semua melihat Pakde Ghofur menangis dan merasakan indahnya lebaran kali ini. Pakde Ghofur memiliki kekurangan dan lemah emosinya. Namun, ia masih bisa merasakan kasih sayang keluarga ini. Aku tidak bisa lagi menyembunyikan mataku yang dipenuhi kaca. Aku menangis dan pura-pura kelilipan. Apalagi semenjak kakek meninggal kurang lebih 9 tahun lalu...rumah nenek jadi sedikit sepi...tapi kami tetap keluarga :')

*Usap air mata*. Nah, mumpung ada kamera nganggur nih, crik crik, hehe. Ini nih beberapa cucu nenek yang narsis-narsis...


Ini foto yang aku ambil di kamarku di sana. Lucu, bukan? *Melenceng dari topik*
Nah, pas tanggal 31 Januari, ada pertemuan Bani San Yasir. Bani artinya keturunan. San Yasir itu nama eyang buyutku...dan beliau punya 9 orang putra dan yang nomor 5 itu nenekku. Dan kakak nenekku ada yang kembar lho, namanya eyang Penatus dan Kusaeri. Beliau berdua yang menurunkan gen kembar. Dan ini aku dan Dini...

Pada tanggal 3 Agustus kemarin, Eyang Penatus meninggalkan kami semua, Eyang Kusaeri telah dahulu meninggalkan kami pada tahun-tahun sebelumnya. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya, amin...

*beralih topik*

Nah, ini Dini, mirip aku, tidak? :-D







Itu beberapa foto yang bisa aku share, kebetulan waktu itu kameraku di bawa ibu, dan foto yang lengkap ada di album keluarga di rumah nenek. Posting selanjutnya aku ceritain lebih lengkap tentang keluargaku. Ciaaaooo ;-)

Tuesday, September 28, 2010

Hafiz dan Ulahnya

Hafiz. Di keluargaku, siapa sih yang ngga kenal dia? Cucu yang paling bandel sedunia dan super ngga bisa diem. Kalo dia udah mulai berulah, mungkin itu adalah mimpi buruk. Tapi di dalam hatinya, ia masih punya sisi yang luar biasa.
Waktu aku buka computer dan ngeliat foto-fotoku pas operasi, aku nemu ulah-ulah Hafiz yang malah bikin aku gemes. Waktu itu aku inget, malem-malem ujan deres pula, si bocah 5 tahun ini bela-belain jenguk aku sama Dini di rumah sakit sama Om dan Tanteku. Terus dia bawa buku gambar dan spidol. Bu Us, begitu panggilanku kepada Tanteku, menyuruhnya menggambarku dan Dini yang lagi terbaring lemah malam itu. Dan...inilah ulahnya...
Waktu dia nunjukin gambar ini ke aku sama Dini, aku langsung takjub. Bocah bandel itu ternyata bisa berekpresi dan mengejutkan orang lain.
Setelah aku pulang dari RS, kami menginap di rumah nenek. Setiap siang, Hafiz selalu ngga pernah absen nemenin kami. Dia bawa balon, dan segala mainan ngga penting lainnya. Dia tiup sekitar sepuluh balon warna-warni dan memasukkannya ke kamar kami. Katanya biar aku sama Dini punya mainan. Dia juga pernah membawakan balon pasta tiup. Dan itu semua buat aku dan Dini.
Begitu juga waktu kami mau pulang ke Malang. Dia bawakan satu kantung penuh makanan dan minuman buat bekal kami balik ke Malang. “Ini buat Mbak Dina-Dini,” katanya. Yaah, mungkin itu buat tebusan setelah beberapa waktu lalu dia hamper bikin HP-ku ilang di bioskop. Haha, Hafiz...Hafiz. Waktu balik ke Malang, ada satu koper yang ketinggalan di Purwokerto. Hafiz dan Bu Us nganterin barang itu. Untungnya kami belum jauh. Hafiz, bocah hiperakif yang penuh dengan kejutan. Semoga saat besar nanti, dia engga se-hiper ini dan bisa ngebanggain orang tuanya.