Followers

Tuesday, February 16, 2010

Kompetisi Website Kompas MuDA - KFC Tema Bangga Indonesia

Tema “Bangga Indonesia“ akan saya bahas dalam post kali ini sebagai partisipasi saya dalam Kompetisi Website Kompas MuDA – KFC yang diselenggarakan oleh Komunitas Kompas MuDA - mudaers.

Bangga Indonesia. Sekilas jika mendengar kata “bangga”, pikiran kita pasti akan tertuju pada rasa di mana kita senang menjadi bagian dari sesuatu yang lebih baik dari yang lain. Bangga terhadap negara kita sendiri, bangga terhadap suatu kelompok kita sendiri, bangga menjadi diri sendiri. Jika dihubungkan dengan nasionalisme, tentu memiliki arti tersendiri pula. Nasionalisme dalam arti sempit dapat diartikan sebagai perasaan cinta terhadap bangsanya secara berlebih-lebihan sehingga memandang rendah bangsa dan suku bangsa lainnya. Sedangkan nasionalisme dalam arti luas adalah perasaan cinta dan bangga terhadap tanah air dan bangsanya, tanpa memandang negara lain lebih rendah dari bangsa dan negaranya.

Nah, sekarang saya akan melaporkan hasil survey saya. Saya mengambil sampel dari 20 siswa di kelas saya. Dan hanya 7 siswa saja yang bersedia menjadi responden. Dari situ saja sudah dapat diketahui, seberapa sih bangganya anak Indonesia zaman sekarang. Sekarang, kita lihat jawaban dari para responden. Saat saya menanyakan apa yang mereka ketahui tentang bangga terhadap Indonesia, rata-rata menjawab rasa ingin menunjukkan eksistensi Indonesia dengan apa yang dimilikinya. Namun ini adalah 3 jawaban terbaik versi saya:

  1. Rasa cinta dan memiliki serta kagum atas segala sesuatu yang dimiliki oleh Indonesia.
  2. Merasa benar-benar menjadi bagian dari Indonesia. Mencintai budayanya maupun bahasanya
  3. Perasaan yang sangat ingin menunjukkan betapa Indonesia mempunyai banyak budaya, tradisi, dan makanan-makanan yang perlu dilestarikan dan menunjukkan pada masyarakat luas dan masyarakat dunia.

Soal-soal survey yang saya berikan sengaja saya buat sesederhana mungkin. Ketika saya meminta kesubyektifan para responden, tak sedikit yang meminta bantuan kepada teman lainnya. Dan 75 % dari para responden tidak menunjukkan kesubyektifannya.

Hampir semua responden lancar ketika sampai pada pertanyaan sebutkan makanan luar negeri yang dihidangkan pada umumnya di restoran, namun mengapa rata-rata para responden macet ketika sampai pada pertanyaan sebutkan makanan pokok daerah Madura dan Maluku, dan sebutkan jajanan khas Indonesia. Hey, ternyata tak sedikit warga Indonesia yang kurang mengenal negaranya sendiri. Dari beberapa pertanyaan yang saya lontarkan, dan dari jawaban-jawaban para responden, dapat disimpulkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia kurang mengenal dan kurang mempunyai rasa bangga terhadap negaranya sendiri.

Sekarang coba kita lihat, apa saja sih yang Indonesia punya.

Bukan biola, bukan seperangkat drum, bukan harpa, klarinet, piano, dan gitar, hanya sebuah alunan angklung, seperangkat gamelan, alunan ketipung, melodi-melodi indah dari semua kayu, bambu, dan senar-senar Indonesia.. Inilah lagu bangsa kita “Dari Sabang sampai Merauke berjajar pulau-pulau. Sambung menyambung menjadi satu, itulah Indonesia. Indonesia tanah airku aku berjanji padamu menjunjung tanah airku, tanah airku Indonesia….”



Alunan musik mengiringi lihainya gerak-gerik dan mata para penari. Bukan balet, bukan dansa, hanya Pendet, Kecak, Saman, Tari Perang, Tari Piring dan gemulaian nusantara…


Karya anak bangsa terukir di ujung canting, kesabaran dan keikhlasan digoreskan pada kain selembut hati..



Terajut rapi, tersambung baik, inilah fashion kita, bukan Itali, bukan Perancis, tapi Indonesia…


Tak perlu gedung-gedung tinggi nan megah, dan ribuan kaca. Hanya batu dan bata, inilah kejujuran bangsa…


Bukan spaghetti, bukan burger, bukan pizza, hanya bakpia, cenil, klepon, dan lain sebagainya, citarasa penuh makna, Indonesia…


Bukan bom atom, nuklir, tank megah, pistol, hanya keris lambang kesaktian penuh makna..


Tapi mengapa kita merasa tak punya apa-apa. Mengapa kita merasa kuno sahabat. Tak ada yang perlu dirisaukan. Kita kaya. Kita makmur teman.Bangga dong jadi warga Indonesia! Mau bukti lagi kalau Indonesia kaya?

Lihat ini. Dari Aceh hingga Papua, Sabang sampai Merauke prestasi yang diukir Indonesia, baik akademik maupun non akademik tidaklah sedikit. Mungkin kita akan capek jika menghitungnya. Khasanah budayanya, ratusan, bahkan jutaan. Jumlah pulaunya, ragam bahasanya. Tidak ada Negara yang selengkap ini. Kita tak kurang apa-apa. Namun kita hanya kurang rasa bangga. Bangga bukan berarti sekedar punya. Tapi menjaga. Lihat kutipan berikut ini yang saya ambil dari salah satu koran nusantara.

“Di antara ribuan budaya di Indonesia, baru tiga yang didaftarkan ke Unesco (badan PBB yang mengurusi kebudayaan). Bandingkan dengan negara lain. Malaysia misalnya. Kebudayaan mereka tidak sekaya Indonesia. Tapi, Malaysia sudah mengajukan 150 budaya ke badan tersebut untuk mendapat pengakuan. Tiongkok bahkan sudah mengajukan 213 jenis budaya ke badan yang sama. Paling banyak, bisa jadi, India. Negara itu mengajukan 700 budaya. “Sangat memprihatinkan. Kita tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara lain dalam hal menjaga budaya,” tutur Direktur Peninggalan Purbakala Kementrian Kebudayaan Pariwisata Junos Satrio Atmojo dalam seminar Evaluasi Pengelolaan Warisan Budaya Sepanjang 2009 di Benteng Vredeburg, Jogjakarta, Sabtu(9/1)”

Lalu kita simak kutipan berita selanjutnya dari topik yang sama dan sumber yang sama.

“Di antara 738 jenis bahasa daerah yang berhasil didata, 15 bahasa daerah hampir punah. Bahkan ditemukan dua bahasa daerah yang hanya dipakai 5-10 orang.”

Sebenarnya siapa sih yang salah? Pemerintah? Bukan! Jangan mencari kesalahan, tapi perbaikilah kesalahan itu. Belajarlah dari pengalaman, sudah berapa kali negara lain mengklaim produk kita, sudah berapa kali kita hampir kehilangan anggota tubuh Indonesia?

Gerakkan persatuan dan kesatuan kita, untuk pemerintah, saya ingin sekali menyampaikan agar disediakan sarana akses bagi masyarakat untuk mendaftarkan kekayaan budaya di daerah masing-masing.

Nah lhoh, katanya cinta, katanya sayang, katanya bangga, tapi mana buktinya? Kita boleh saja memakai bahasa, budaya, dan apapun dari negara lain, tapi jangan biarkan mereka menjajah kita buat kesekian kalinya dong. Ayo Indonesia, jangan Cuma menang kuantitas, tunjukkan kualitas kalian. BANGGALAH MENJADI DIRI SENDIRI, INDONESIA!

Gambar diambil dari berbagai sumber.