Followers

Sunday, January 13, 2019

Satu Pertanyaan

Kalau boleh mencatutkan satu nama dalam doa, sebenarnya hanya namanya yang terus terngiang di dalam lubuk hati yang terdalam. Sungguh sulit mengeja namanya, karena sebenarnya di dalam nama itu ada kata 'cinta' yang tidak mampu aku eja. Menurutku, cinta hanya layak untuk dicatutkan kepada hal-hal yang menjadi hak kita secara halal. Cinta itu datang ketika dia menggetarkan arsy dalam sebuah hari. Hari ketika dia mengucap sebuah janji di depan wali dan para saksi. Walaupun kini dia sudah pergi, nama itu terus bergaung dan bergema. Entah ini bisikan setan atau memang sebuah pertanda. Aku tidak bisa mengusahakan apa-apa selain doa. Karena yang bisa mengubah sebuah takdir hanyalah doa. Tapi sebentar...apakah benar sebuah nama yang sudah tertulis di Lauhul Mahfudz bisa terganti hanya dengan sebuah doa? Apakah itu egois namanya? Apakah itu memaksakan kehendak? Apakah boleh ya Allah, aku mencatutkan sebuah nama di dalam pinta dan sujudku?

Sunday, January 06, 2019

Titik Rendah

Suatu pagi ketika ibu pamitan denganku untuk pergi ke Bandung dalam waktu lama, mengunjungi kakakku yang baru melahirkan...

"Ibu berangkat sek ya," pamit ibu sambil mencium pipi kanan dan kiriku.
"He'em..." jawabku lemas karena sebenarnya aku memang sedang galau dengan banyak hal dan mengapa malah aku harus 'home alone'.
"Sing semangat, tha!" rupanya aura negatifku terbaca oleh ibu.
"Ancen aku gak semangat," jawabku spontan sambil menahan air mata.

Oh ibu...andai engkau tahu, tapi aku yakin engkau tahu dari mataku bahwa aku sedang tidak semangat untuk hidup. Tapi mati pun aku belum cukup bekal. Ibu, aku sedih ketika engkau tahu aku sedih. Karena aku tahu, ibu akan seratus kali lipat lebih sedih ketika melihat anaknya sedih. Bu, aku kehilangan semangat untuk mengarungi hidup. Bagaimana ya, Bu? Bagaimana caranya agar motivasiku tentang hidup kembali hidup? Bagaimana agar minimal aku bisa sekuat ibu?

Bu, sempat terlintas di pikiranku untuk mati saja. Tapi aku teringat bahwa aku belum bisa membuatmu bahagia. Bahkan pagi ini aku membuatmu sedih lagi dengan membuatmu tahu bahwa aku sedang tidak semangat. Jadi, aku memutuskan untuk tidak mati sebelum bisa membuatmu yakin aku sedang bahagia.

Bu, bahagia itu mudah. Aku bisa melakukannya. Tunggu ya, Bu. Aku sedang berusaha.