Followers

Friday, January 14, 2011

Give Them Chance

Dua hari yang lalu as usual kalau tidak hujan, bapak tidak menjemputku sepulang sekolah. Dan jika Sony ada kegiatan lain, aku juga tidak boleh egois. Kembali ke rutinitas semula aku harus pulang ke rumah naik angkutan umum.

Dari sekolah ke rumah, aku naik angkota GA (Gadang-Arjosari) dan oper ke angkutan kabupaten LA (Lawang-Arjosari), namun aku lebih senang naik Bison (sebutan untuk minibus Arjosari-Pasuruan). Karena tempatnya lebih luas dan aku tidak perlu terlalu menunduk jika turun dari angkot demi punggungku yang notabene barusan operasi skoliosis.

Saat menunggu penumpang lain di pertigaan Arjosari, ada seorang pria remaja seusiaku yang akan naik Bison ini. Ia terlihat seperti orang kebanyakan. Namun dia... Ya, individu autistik. Ketika baru saja kaki kanannya akan naik ke Bison, sang kenek langsung menutup pintu dengan keras sehingga hampir saja menjepit kepala anak itu dan berkata, "Ngalih kono, gak, gak, wis ngalih!" yang dalam Bahasa Indonesia berarti: pergi sana, tidak, tidak, sudah, pergi!

Itu dua hari yang lalu. Lalu hari ini aku tidak naik GA, tapi naik ABG(Arjosari-Borobudur-Gadang). Dan ketika angkot ini berhenti setelah ada seorang pria remaja di pinggir jalan, lalu pria itu akan masuk ke angkot, tiba-tiba sang sopir berkata, "Heh, ora kate, gendeng, ngaliho. Oh wong ga waras!". Artinya: Heh, tidak akan, gila, pergi sana. Oh dasar orang gila!

Astaghfirullah, dia adalah cowok individu autistik yang sama yang dua hari lalu aku temui di Arjosari.

Mengapa mereka sedemikian kejamnya pada anak autis? Mengapa untuk pulang ke rumah saja ia harus dianggap orang gila? Apa mereka pikir ia tidak mampu membayar angkot nantinya? Apa mereka pikir orang autis itu gila?

Sebagai salah satu difabled kid aku merasa dia belum mendapatkan haknya sebagai seorang MANUSIA. Ya Allah, berikanlah hidayahmu bagi mereka yang lebih cacat hatinya dari kami...

Autisme bukan untuk dijauhi, mereka juga teman kita. Dan para difable kids juga teman kita...

Foto diambil dari sini.

2 comments:

  1. itulah kelemahan manusia yang diberi kelebihan sama Allah . mereka tidak sadar mengapa mereka disebut sempurna , hal itu tdk lain karena ada orang yang kurang beruntung seperti mereka. dan itulah yang akan membuat mereka terpuruk di lain waktu .

    ReplyDelete
  2. Yap, justru kita musti bersyukur punya kekurangan, biar ngga sombong dan tetap bisa menjadi manusia yang terus menjaga perasaan sesama :)

    ReplyDelete

Comment here