Followers

Tuesday, December 19, 2017

Hotel Recommended Dekat UPI Bandung

Sebagai mahasiswa S2, saya akui, tidak mudah untuk mengeluarkan uang seboros waktu masih S1 dulu. Maklum, pengeluaran kami di bidang akademik harus diprioritaskan kali ini. Tanggal 16 Desember 2017 yang lalu, saya mengikuti seminar internasional di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Banyak biaya yang harus saya keluarkan dari mulai dari biaya pendaftaran, biaya pencetakan prosiding, tiket kereta api pulang-pergi, dan tiket hotel. Sebenarnya, saya punya banyak saudara di Bandung. Jika saya mau lebih hemat lagi, saya bisa menginap di rumah mereka malam itu. Tapi, saya orangnya butuh privasi kalau keesokan harinya harus presentasi. Terlebih lagi, kemacetan Bandung di akhir pekan bisa membuat saya terlambat kalau saya menginap terlalu jauh dari UPI, yang memang terletak di daerah atas dari arah Kota Bandung.

Awalnya, saya berniat menginap di Dormitory UPI. Saya sudah browsing di laman UPI dan menemukan laman Dormitory UPI. Harga menginap di sana semalam sebesar Rp 200.000, 00. Saya sudah memesan via lamannya dan ada pemberitahuan bahwa pesanan saya akan segera ditanggapi via e-mail. Ternyata, sampai hari ketiga dari pemesanan, saya tak kunjung mendapat balasan. Akhirnya saya menghubungi nomor narahubung yang tertera, namun nomor tersebut ternyata tidak aktif. Saya lalu mencari nomor lain lewat Google dan malah terhubung dengan Isola Resort UPI dan mereka juga tidak punya nomor Dormitory UPI. Saya juga sudah menghubungi beberapa teman yang kuliah di UPI, tapi mereka juga tidak ada yang tahu. Akhirnya, saya memutuskan untuk cari hotel atau penginapan yang murah saja di sekitar UPI.

Saya mencari beberapa penginapan via Traveloka. Banyak variasi penginapan dari yang termurah hingga termahal, terdekat hingga terjauh. Dari hotel hingga kos harian. Saya lalu berkonsultasi dengan Juju, teman sekampus saya waktu S1 yang sekarang melanjutkan S2 di UPI. Dia tidak langsung mengiyakan pilihan saya. Dia malah menawarkan dua penginapan murah yang dia cari via Pegi-Pegi. Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya saya memilih tawaran Juju. Saya memilih penginapan yang bekerja sama dengan Red Doorz (semacam Airy Rooms, saya juga baru tahu Red Doorz hari itu), yaitu kamar Red Doorz Near Isola UPI yang berada di Allure Guest House. Juju baik sekali. Dia survey lokasi dulu sebelum saya ke sana untuk memastikan lokasi hotel memang dekat dengan Pascasarjana UPI, tempat saya akan mengikuti seminar.

Red Doorz Near Isola UPI beralamatkan di Jl. Geger Kalong Girang Baru No. 13 Setiabudi, Bandung, tepatnya di kompleks pesantren Daarut Tauhid (DT) punya AA Gym. Jadi, kita bisa denger adzan nih dari kamar. Hotel ini cukup ditempuh dengan berjalan kaki tidak sampai 10 menit dari UPI (lewat pintu Doraemon-nya mahasiswa UPI di sebelah SD Isola). Makasih Juju yang udah ngasi tau jalan tembusan ala anak UPI, hihi.

Harga menginap semalam yang harus dibayar yang tertera di Pegi-Pegi sebesar Rp. 167.355, padahal, kalau bukan kamar yang Red Doorz, harganya lebih mahal, yaitu sebesar Rp 235.537. Oh iya, tapi setelah ditambah pajak+biaya pelayanan sebesar Rp 35.145 dan dikurangi kode unik Pegi-Pegi sebesar Rp. 937, totalnya jadi Rp 201.563.

Waktu check in hotel tertulis pukul 14.00. Awalnya saya sudah bingung, karena kereta api saya tiba di Stasiun Bandung sekitar pukul 9 pagi. Akhirnya saya luntang-lantung di stasiun sambil menelepon narahubung (contact person) yang ada di Pegi-Pegi. Ternyata, nomor tersebut adalah nomor Red Doorz pusat di Jakarta. Saya akhirnya mencari nomor telepon Allure Guest House dan tak kunjung diangkat. Gambling saja, saya lalu memesan taksi Go Car ke sana. Letaknya hanya sekitar 30 menit dari stasiun. Sampai di sana, ternyata tanpa perlu repot memohon, resepsionis langsung memberikan kunci pada saya. Syukurlah, ternyata hotel ini melayani early check-in. That’s what a girl needs, apalagi yang tidak tahu Bandung seperti saya dan sedang dalam keadaan belum mandi.

Kamar saya terletak di lantai 2, tepatnya di kamar 2202. Kalau ke lantai dua, pasti beberapa tamu sempat tertipu seperti saya. Ternyata, kamarnya ada di lantai tiga, karena sebelum lantai tiga, ada lantai dua yang berisi ruangan semacam ruang tamu dan ada kamar-kamar bernomor mulai 1101. Hotel ini tidak dilengkapi dengan lift, jadi mungkin tidak bersahabat kalau yang menginap adalah lansia atau orang dengan kursi roda. Siapkan tenaga ya, kalau harus mengangkat koper seperti saya, hihi. Sampai di kamar hotel, saya tercengang melihat kamarnya. Maklum, saya tidak terlalu berekspektasi awalnya dengan harga segitu. Desain kamarnya terkesan mewah dengan wallpaper dan interior serba cokelat. Sampai di kamar, setelah mengunci pintu dan melepas sepatu, jujur, hal pertama yang saya lakukan adalah mendarat di kasur sambil mengucap ‘alhamdulillah’ berkali-kali, wkwkwk. Alay, ya. Tapi rasanya lega aja, setelah melalui perjalanan 16 jam yang kurang nyaman di kereta, menunggu lama di stasiun, dan kucing-kucingan sama taksi online, akhirnya saya mendapatkan hotel yang sangat nyaman dan luas.



Di kasur hotel, tertera identitas Red Doorz berwarna merah. Kasurnya lumayan besar dan empuk. Sprei, selimut, dan bantalnya juga wangi. Selimutnya sangat hangat untuk menangkal udara Bandung yang cukup dingin. Selain kasur, kamar ini juga dilengkapi dengan Wifi yang kenceng (oh iya, minta password dulu ya, soalnya resepsionisnya lupa ngasi password pas itu), meja kecil di samping kasur dan ada colokan yang dilengkapi dengan T (jadi kita ngga perlu repot bawa T sendiri), AC dengan remote, televisi layar datar dengan remote yang nempel di tembok (TV-nya dilengkapi juga dengan fasilitas TV kabel, lho!), meja di depan TV yang cukup lebar, meja rias yang juga bisa difungsikan jadi meja belajar (cocok banget sama apa yang saya cari, tapi colokannya terlalu jauh dari meja belajar, jadi pastikan baterai laptop keisi penuh dulu), lemari besar dengan 5 hanger, dan semua perabot ada cerminnya! Buat cewek, pasti seneng banget soalnya di mana-mana bisa ngaca, hihi. Tapi buat yang fobia liat bayangan sendiri, kayaknya bakalan takut, soalnya saya sempet kaget juga pas liat bayangan saya sendiri lewat di kaca atas kasur, hahaha!





Siapa yang bisa nolak selfie di tempat seperti ini?

Kamar mandinya bersih banget. Kamar mandi ini bukan tipe dry closet, jadi bakalan becek kayak kamar mandi biasa. Ada shower air dingin (tapi sayangnya, kalau saya nyalain shower statis, shower dinamisnya ikut nyala, saya cari kran mana yang bisa buat nutup ga ketemu, ini saya yang kampungan atau memang rusak, heheheheh), trus wastafel air dingin yang dilengkapi dengan cermin, gantungan handuk, rak tinggi (ini terlalu tinggi, jadi kalau orang yang kurang tinggi kayaknya ngga nyampe, saya aja soalnya jinjit, hehe), WC duduk dengan semprotan tangan, dan... bathtub air hangat! Saya paling seneng kalau nemu bathtub! Setelah capek perjalanan jauh, saya berendam di sana, rasanya legaaaa. Oh iya, karena shower-nya air dingin aja, pas mandi pagi jadinya saya mandi di bathtub lagi soalnya butuh air hangatnya, ehehhe.




Fasilitas lain yang diberikan, yaitu perlengkapan mandi mulai dari sampo cair, sabun cair, shower cap, dua sikat gigi, odol, cotton bud, sisir, dan kresek kecil. Oh iya, dikasih air mineral ukuran tanggung dua buah juga. Untuk handuk, bawa sendiri ya dari rumah, karena tidak disediakan.


Hal yang tidak ada di hotel ini adalah sarapan gratis. Ya maklum sih, dengan harga segitu. Tapi, di hotel ini ada warung nasinya, kok. Kita bisa pesan dan diantar ke kamar. Di lingkungan kompleks juga banyak banget makanan mulai dari yang mahal sampe yang ala anak kos.

Kekurangan lain dari hotel ini adalah tempat sampah hotel ini tidak disediakan di dalam ruangan, tapi di luar pintu masing-masing, mungkin untuk menjaga agar tetap higienis. Waktu itu, sempat beberapa kali juga ‘rumah kunci’ kamar saya sepertinya rusak, jadi harus sabar menguncinya dari luar (untung ada Pak OB baik yang bantuin). Tapi, pas tengah malem, sempet ada gempa bumi dan karena panik itu kunci ga bisa, saya tinggalin aja kamar dalam keadaan ga dikunci, alhamdulillah aman, haha. Semoga segera diperbaiki, ya.Trus kamar saya deket banget sama TK Laboratorium UPI (kalau tidak salah), jadi pas buka jendela, keliatan ruang-ruang kelas TK dari jendela. Saya tidak tahu jendelanya tembus pandang atau tidak, tapi untuk antisipasi, walau siang, saya tutup gordennya agar tidak malu. Kamar hotel ini sepertinya juga tidak kedap suara, jadi saya tetap bisa mendengar suara HP atau suara orang di kamar sebelah kalau terlalu keras. Tapi itu tidak terlalu masalah buat saya, selama tidak mengganggu. Oh ya, pengunjung yang mau salat juga siapkan aplikasi pengarah kiblat, ya...karena tidak ada tanda arah kiblat di kamar ini.

Saya hanya menginap semalam di sana, karena acara saya hanya sehari di UPI. Karena bingung bawa koper dan tidak mungkin saya bawa ke UPI, saya menitipkan barang saya di resepsionis. Abang-abang resepsionisnya baik banget. Saya boleh nitipin barang di sana walau udah check out. Jadwal check out yang seharusnya adalah pukul 12.00, tapi saya check out jam 6.30 trus ambil barang saya jam 16.00.

Wallpaper-nya yang unyu, sayang banget kalau ngga dipake foto-foto, hihi


Sekian ulasan saya. Secara keseluruhan, hotel ini layak untuk direkomendasikan. Tidak heran kalau di Pegi-Pegi, pengunjung memberi nilai 8.5 dari 10 untuk penginapan ini. Semoga sharing saya kali ini bermanfaat untuk teman-teman yang mencari informasi penginapan murah yang dekat dengan UPI, ya! Selamat berlibur!

P.S.: Tonton vlog singkatku tentang Bandung di sini, ya !

2 comments:

  1. Ah memang menginspirasi mba idolaku, wkwk

    ReplyDelete
  2. Thanks a lot..post ini banyak membantu saya kerana juga menghadiri conference di upi bandung.. Menginap di gegar kalong girang ini juga sangat bagus kerana berpeluang merasai street food indonesia yang sedap dan murah..
    Love.. From Malaysia..

    ReplyDelete

Comment here