Followers

Monday, December 19, 2011

Menangis Lewat Warna

Aloha blogger...lama banget aku ngga nge-post di blog sampe lumutan, jamuran, lapuk, dan aku rasa tercium bauuuuu tanah. Efek hujan. Baru aja selesai ujian hari ini, dan alhamdulillah lancar. Tapi, ada tapinya nih. Seperti biasa, bukan ujian namanya kalo ngga ada remidial test. Dan seperti biasa, tissue akan menjadi idola. Ingus akan menggantikan hujan. Dan teman akan menjadi sasaran. Ye yeah, udah 2 orang yang saya temui, menangis karena nilai mereka yang aku rasa...tidak perlu ditangisi.

Tapi tapi, hingga detik ini aku mendapat kabar yang sangat buruk. Aku adalah 1 di antara 2 cewek di kelas yang remidi Matematika. Aku adalah 1 di antara 2 cewek di kelas yang remidi Pkn. Aku adalah satu-satunya cewek di kelas yang remidi Kimia. Bisa kamu bayangkan, cewek macam apa aku ini. Mendengar berita seperti itu, aku memang kecewa. Sangat kecewa dengan hasilnya. Belum selesai aku kecewa, aku mendapat kabar buruk lagi dari teman tentang...yap, tentang dia. Aku langsung tarik napas panjang...panjang sekali, melihat ke atas atap, menahan air mata yang sepertinya ingin sekali melihat dunia di luar mata. Aku langsung menarik tangan Ressy, sahabatku, dan bilang, "Res, ayo cepet pergi, aku mau ujan kayaknya,". Aku lalu berjalan cepat menuju tempat paling sepi di sekolah. Di depan ruang Waka Kurikulum.

Untung saja air mataku hanya menetes sekali, dan ia berhenti. Yes. Aku berhasil menahannya. Tanganku dingin tidak karuan, rusukku rasanya mau copot hanya demi menahan si air mata manja biar tidak main di luar mata. Temanku Mep, yang juga remidi Matematika, lalu datang dan menenangkanku (agak lebay rupanya bagian yang ini). Dia memegang tanganku dan berkata, "Jangan nangis, Sri, kita sama, kan? Kita bisa!". Aku lupa, aku lupa bahwa sekeras apa pun aku berusaha, kalau memang kemampuanku sudah ditentukan, aku hanya bisa bertawakkal. Aku ikhlas, aku bisa. Aku lalu menarik napas panjang lagi, dan mendengarkan curhatan Ressy dan Karina. Tidak lama kemudian, teman-teman yang lain datang.

Dan. Mereka membawa kebahagiaan. Safa, si penggemar kartun Timmy, membawa beberapa lembar gambar tokoh-tokoh Timmy dan pensil warna. Beberapa penggemar Timmy pun memainkan warna di atas wajah-wajah konyol teman-teman Timmy. Aku penasaran, akhirnya aku bergabung dengan mereka. Safa memberikan selembar wajah Timmy. Wow sekali, aku diberi kesempatan mewarnai tokoh utama, padahal aku tidak tahu, seperti apa wajah Timmy, tokoh macam apa si Timmy itu.

Aku suka. Sangat suka. Saat pensil warna bergelatakkan di meja bundar kecil yang dipaksakan muat untuk 9 anak. Berebut pensil warna sampai tertawa dan berlagak dengan aksen khas anak sekolah dasar yang sedang asyik berdebat. Dan inilah Timmy dan kawan-kawan...!

Setelah menggambar Timmy, kami semua berkumpul di balkon ruang serbaguna. Kami akan mendiskusikan liburan minggu depan. Selain itu, Icus, yang berkacamata di foto atas, berulang tahun hari ini. Kami semua memberi ucapan satu persatu, walaupun tidak ada yang terlihat spesial, tapi kami membuat ucapan spesial untuknya, doa dari sahabat.

Setelah semua kegiatan di sekolah berakhir, aku, Dina Nisrina Amelinda (temanku yang namanya sangat mirip denganku), Safa, Mep, Taju, Cah, dan Icus memutuskan untuk cuci mata di Gramedia. Aku juga ingat, habis ini liburan dateng, aku musti punya persediaan bacaan buat mentata ulang pikiranku yang sudah suntuk. Akhirnya aku beli Madre, buku terbarunya Dewi Lestari. Aku tahu aku terlambat membelinya, tapi late is better than never, kan? Aku segel buku ini sampai aku selesai menjalankan remidial test. Anggap saja, ini hadiah untuk diriku sendiri.
Bicara tentang Gramedia, aku jadi ingat dia. Dulu, kami lumayan sering ke sini. Dan aku ingat, saat aku membeli bukunya Dewi Lestari yang Filosofi Kopi, aku membeli bersamanya. Menghabiskan waktu berdua sambil bertukar cerita, dan aku suka saat dia bingung memahami selera bukuku dan bolak-balik bertanya buku mana yang aku suka, tapi aku tidak bisa membelinya sekarang. Dan saat aku ulang tahun, dia berkata, "Maaf, aku lupa dulu kamu suka buku yang mana, jadi aku beli ini," sambil menyodorkan buku berjudul Lupakan Palermo yang jujur, aku belum bisa habis membacanya.

Kembali ke teman-teman. Lucu sekali mendengar Taju dan Cah mengambil buku tata cara menggombal yang membuat cewek berkata "mana tahannn" dan mempraktikkannya pada kami. "Percuma tiap hari aku lihat humor kalo nyatanya cuman kamu yang bisa bikin aku senyum," gombal si Taju pada Safa yang membuat aku sedikit menyembur saat aku sedang membaca buku tata cara membuat kerajinan dari kain. Lalu kami melihat-lihat resep puding yang ingin sekali saat liburan nanti aku belajar memasak lagi.

Kami lalu berpisah dengan para cowok, karena mereka akan ke 21 Mandala untuk menonton Mission Impossible, yang di antara para cewek tidak ada yang suka karena notabene cewek jarang suka film action. Kami para cewek lalu memutuskan makan di KFC di seberang jalan. Memesan menu yang sama, kecuali Mep yang mengaku rugi memesan teh botol yang ternyata harganya sama dengan minuman float kami, dan bercerita ke sana ke mari sampai siang. Bicara KFC, aku juga jadi ingat dia yang pernah memberi senyuman manisnya di sini bersamaku sambil bercerita dan tertawa dan tersipu. Aku ingat dia. Di sepanjang jalan yang aku dan dia pernah lewati, aku ingat dia. Aku ingat dia lagi. Maaf, aku masih belum bisa secepat itu berpindah hati. Tapi aku suka punya teman-teman seperti Chemisthree, mereka baik, mereka yang membuatku berpikir bahwa untuk mendapatkan kelegaan, tidak perlu dengan menangis ;-)

Thanks for making my day.

No comments:

Post a Comment

Comment here