Followers

Tuesday, November 29, 2011

Operator Abal-Abal

Aku tidak perlu takut kesepian lagi. Tidak perlu takut handphone-ku jadi sepi karena kamu sudah tidak pernah menghiasi Si Mesin Balok Besi Kecil ini dengan kata-kata manis yang bisa membuat aku melayang ke seluruh galaksi Bimasakti, Andromeda, dan bertemu manusia planet yang unik sambil berteriak "hai" lalu dikirim lagi ke bumi dan dihempas ke Samudera Hindia bertemu dengan warga Bikini Bottom dan ditendang oleh David Jones ke tempat dudukku. Aku tidak perlu takut lagi.

Kenapa? Apa aku sudah punya yang baru? Apa aku memang sudah melupakanmu? Apa karena Si Mesin Balok Besi memang sudah dijual? Tidak. Jawabannya tidak. Lalu kenapa? Ya. Karena aku lupa, aku masih 'selalu' punya mereka. ME-RE-KA. Teman. Ya. Teman. Mereka yang selalu menghiasi dekorasi yang kurang pas di pesta perasaanku yang kadang hampir gagal padahal tinggal 1 menit untuk launching. Mereka yang selalu ada, membuatku ketawa-ketiwi sebelum tidur hanya karena sms mereka yang membuatku seperti orang gila dengan mata sudah tinggal 5 Watt tapi masih saja tertawa setelah selesai membaca doa sebelum tidur. Mereka yang selalu menemaniku mengerjakan tugas-tugas aneh yang dijadikan ajang mencari prestasi. Mereka yang membuatku ingin selalu melihat ke arah Si Mesin Balok Besi ini setiap menit.

Yanuar, atau biasa kami panggil Bos John, Taju, Ridho, atau biasa kami panggil So, Dheni, atau biasa kami panggil Icus, selalu memenuhi layar Si Mesin Balok Besi kami sekelas tiap malam. Bahkan kadang mereka bertindak sebagai operator kelas yang menyampaikan pesan ke seluruh anggota kelas. Bahkan kadang hanya mengirimkan guyonan-guyonan aneh, bahkan juga puisi cinta. Lihat!

Seru sekali, bukan?

No comments:

Post a Comment

Comment here